Reviews

Test Drive New CR-V: Menikmati Honda Sensing di Tol Cipali

Kami mencoba mematahkan mitos jika SUV berpenggerak roda depan seperti New Honda CR-V kurang mumpuni untuk diajak naik gunung. Padahal kenyataannya tidak demikian, lho. 

Kemampuan SUV berkapasitas 7 orang penumpang ini ternyata sangat layak diacungi jempol.

Mengapa kami mengatakan demikian? 

Pada beberapa waktu lalu kami menguji New Honda CR-V with Sensing untuk menaklukkan jalan menuju Gunung Dieng, Jawa Tengah. Sebenarnya ada dua tujuan mengapa saya memilih Gunung Dieng untuk menjadi lokasi tujuan.

Mobil baru Honda IIMS

New Honda CR-V menjadi satu dari empat mobil baru Honda yang dipajang di IIMS Hybrid 2021 (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Tujuan pertama untuk merasakan naik gunung menggunakan SUV berpenggerak roda depan yang dinilai kurang mumpuni melahap jalur menanjak. Lalu kedua, tentunya mengajak keluarga agar kapasitas mobil tersebut terisi penuh untuk mendapatkan gambaran luar kota sesungguhnya.

Memulai Perjalanan

Jujur saja, bagi saya pribadi Honda CR-V bukanlah mobil yang asing. Tepat seminggu sebelum peluncuran CR-V dengan Sensing, saya juga pernah menguji mobil tersebut. Perbedaan utamanya hanya di fitur yang kini dibekali dengan Sensing.

Untuk perjalanan luar kota, saya lebih menyukai malam hari ketimbang siang. Salah satu alasannya adalah intensitas lalu lintas yang tidak terlalu ramai saat malam hari.

Tetapi, ketika malam hari harus diakui jika kendaraan yang melewati Tol Cipali cenderung berkecepatan sangat tinggi. Sehingga pengemudi diharap bisa mengikuti ritme kecepatan dan menjaga keawasan mata dari truk yang kerap memiliki lampu belakang samar-samar.

test drive new honda cr-v sensing

Dari Jakarta saya berangkat sekitar pukul 22.30 WIB memasuki Tol Pasar Rebo, Jakarta Timur dan melewati Tol Layang MBZ. Soal kenyamanan, tak perlu diragukan lagi, New Honda CR-V sangat baik. Tol layang yang terkenal dengan kontur jalan bergelombang mampu diredam dengan baik.

Satu hal yang sangat saya suka dari CR-V, suspensinya benar-benar sangat empuk dan nyaman. Tanpa terasa saya pun melewati tol layang dengan kecepatan 120 km/jam.

Terlebih saat mobil yang saya gunakan diisi penuh oleh penumpang sehingga membuat bobotnya semakin mantap. Semakin penuh jumlah penumpangnya menurut saya malah terasa semakin empuk bantingan suspensinya.

Melibas Tol Cipali

Usai melewati tol layang, saya pun memacu kendaraan hingga menuju Tol Cipali. Kecepatan rata-rata saat itu mencapai 120—140 km/jam.

Setelah memasuki Tol Cipali, sesuai dugaan saya, penerangan di tol tersebut pada malam hari sangatlah buruk. Beruntung CR-V dibekali dengan lampu LED yang disertai auto leveling. 

Jok Honda CR-V Terbaru

Jok dibungkus bahan kulit untuk tipe tertinggi dengan konfigurasi tiga baris. (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Visibilitas saya malam hari benar-benar sangat terbantu. Kualitas cahaya putih kebiruannya mampu membelah gelapnya tol tersebut saat malam.

Karena saya berjalan malam hari, saya sudah menduga jika penumpang nantinya akan tertidur lelap. “Yah, kebagian nyetir sendirian nih gak ada teman ngobrol,” ujar saya dalam hati.

Berhubung sinyal radio sudah tidak jelas, saya pun mengalihkan hiburan dengan musik via Bluetooth. Lagi-lagi saya merasa sangat senang mengendarai CR-V ini lantaran kualitas audionya cukup baik.

Pengemudi bahkan juga bisa mengatur settingan audio yang diinginkan lewat pengaturan yang tersedia. Di sepanjang perjalanan saya pun hanya mengandalkan musik via Bluetooth yang menjadi teman berkendara.

Nikmatnya Adaptive Cruise Control

Tol Cipali merupakan lintasan yang sangat tepat untuk mencicipi Adaptive Cruise Control + Low Speed Follow yang baru ditanamkan pada generasi CR-V. Sebagai gambaran, jika Carmudian ingin meminang New CR-V dengan Honda Sensing ini harus mengeluarkan kocek seharga Rp545,5 juta on the road Jakarta.

Pada Honda Sensing terdapat beberapa fitur lain seperti Lane Keeping Assist, Collision Mitigating Braking System, Road Departure Mitigation, serta Auto High Beam. Fitur-fitur tersebut benar-benar sangat membantu, terutama di perjalanan luar kota.

new honda cr-v sensing

Saya mencoba Adaptive Cruise Control dengan kecepatan maksimal 120 km/jam. Hasilnya mobil benar-benar mengikuti kecepatan di depan dengan sangat baik.

Jarak antara mobil depan pun juga bisa diatur mulai dari jauh, sedang, dan dekat. Untuk berjaga-jaga dari hal tidak diinginkan, saya menggunakan pengaturan jarak yang jauh saja. Maklum, saya belum terlalu percaya sepenuhnya dengan teknologi.

Ternyata New Honda CR-V with Sensing ini bisa mengatur jarak dan kecepatan dengan sangat baik. Begitu mobil di depan melakukan pengereman, secara otomatis CR-V juga mengerem secara halus. Ketika mobil di depan menjauh, maka ia akan mengejar kecepatan yang sudah diatur secara maksimal. 

new honda cr-v sensing

Honda Sensing yang ada di New CR-V

“Ah, fitur ini benar-benar sangat berguna dan membantu kalau di tol jarak panjang seperti Cipali. Kaki jadi enggak capek, karena bisa santai sejenak sembari melihat ke arah depan yang sangat gelap,” kata saya dalam hati. 

Secara tampilan, New Honda CR-V dengan Sensing dan tanpa Sensing tidak memiliki perbedaan. Perbedaannya hanya ada di radar berbentuk kotak yang terletak di bagian bawah logo H di atas bumper depan. Selebihnya secara eksterior sama persis dengan generasi tanpa Sensing.  

Jok Baris Ketiga Masih Manusiawi

Saya tahu persis jika baris ketiga dari CR-V ini terlihat sempit dan seakan kurang manusiawi. Maka dari itu saya beberapa kali bertanya kepada penumpang yang mengisi di baris ketiga. 

Kebetulan yang mengisi baris ketiga adalah tante dan om saya yang usianya sekitar 40 tahunan. Tinggi mereka berkisar 170 cm dengan berat badan di kisaran 80 kg. 

Menurut mereka, jok baris ketiga ini masih terasa manusiawi dan nyaman diduduki untuk orang dewasa. “Ah, masa iya sih?,” tanya saya dalam hati. Ketika sedang berhenti di rest area, saya mencoba duduk di baris ketiga untuk bisa mendapatkan impresinya.

new honda cr-v sensing

Ternyata betul juga apa yang dikatakan oleh mereka berdua, jok baris ketiga New Honda CR-V with Sensing ini ternyata tak sesempit yang dibayangkan oleh saya, malah masih terasa manusiawi untuk orang dewasa, kok. 

Memasuki KM 380-an, saya memutuskan untuk beristirahat. Kebetulan jam sudah menunjukkan angka 04.30 WIB, saya putuskan untuk sholat subuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan menuju Dieng. 

Selanjutnya bersambung di part 2 ketika New Honda CR-V with Sensing melibas tanjakan terjal di daerah Dieng..

interior new honda cr-v sensing

new honda cr-v sensing

Baca Juga:

Penulis: Rizen Panji

Editor: Dimas

Foto: Rizen/Carmudi

Rizen Panji

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan asal Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika mengendarainya

Related Posts